Tengelamnya Kapal Titanic, Dan Berbagai Misteri Yang Belum Terungkap
Pada 14 April 1912 silam, sebuah bencana kapal
karam,merenggut 1500 nyawa manusia dan mengubah nasib keluarga yang tak
terhitung banyaknya. Kapal pesiar mewah raksasa bertenaga uap sepanjang
269 meter yang dibuat Inggris ini,adalah kapal terbesar ketika itu.
Kapal Titanic ini terkenal dengan konstruksi bajanya yang kokoh, karena
itu diklaim sebagai kapal yang tidak bisa tenggelam. Dalam pelayaran
perdananya dari Southampton, (Inggris) ke New York (Amerika), nasib
Kapal Titanic sudah ditakdirkan. Malam pada 14 April 1912 silam itu,
Kapal Titanic menabrak sebuah gunung es besar di Grand Banks,
Newfoundland. Badan kapal mengalami kerusakan parah, ribuan ton air laut
merembes ke palka kapal. Hingga akhirnya tenggelam setelah badan kapal
terpotong 2 dari tengah. karena sekoci penolong jumlahnya tidak
mencukupi, maka hanya sekitar 700 orang yang tertolong di antara 1311
penumpang dan 897 awak kapal yang berada di atas Titanic tersebut.
Berbagai kisah misteri dan spekulasi tentang penyebab karamnya kapal ini
terus dibicarakan orang hingga sekarang.
Kapal Titanic
RMS Titanic (juga
SS Titanic)
merupakan yang kedua dari tiga kapal penumpang super yang bertujuan
untuk mengawali perniagaan perjalanan trans-Atlantik. Dimiliki oleh
White Star Line dan dibuat di galangan kapal Harland and Wolff,
Titanic merupakan kapal uap penumpang terbesar di dunia pada masa peluncurannya. Pada saat pelayaran pertamanya,
Titanic
menabrak gunung es pada pukul 23:40 (waktu kapal), Minggu, 14 April
1912, dan tenggelam sekitar dua jam empat puluh menit kemudian pada
pukul 2:20 pagi hari Senin.
Bencana tersebut mengakibatkan kematian lebih dari 1.500 orang,dan
menjadikannya sebagai bencana laut terburuk semasa zaman dalam sejarah
dan sampai kini paling termashyur.
Titanic dilengkapi dengan
teknologi paling maju pada masa itu dan orang awam percaya bahwa ia
“tidak mungkin tenggelam”. Ia amat mengejutkan bagi orang banyak bahwa
walaupun dengan teknologi modern dan awak kapal yang berpengalaman,
Titanic masih tenggelam dengan jumlah kematian yang tinggi. Kegairahan media massa mengenai korban terkenal
Titanic,
legenda mengenai apa yang terjadi di atas kapal, mengakibatkan
undang-undang laut diganti, dan penemuan kapal yang pecah pada tahun
1985 oleh pasukan yang diketuai oleh Jean-Louis Michel dan Robert
Ballard menjadikan
Titanic terkenal pada tahun berikutnya.
Pembuatan
RMS Titanic (kiri) menjalani uji laut pada 2 April 1912.
Kapal
Titanic merupakan kapal penumpang milik White Star
Line, dibangun di galangan kapal Harland and Wolff di Belfast, Irlandia
Utara, didisain untuk menyaingi
Lusitania dan Mauretania milik Cunard Line.
Titanic, bersama kapal saudara kembarnya
Olympic,
Olympic dan yang akan dibuat
Britannic (pada awalnya dinamakan
Gigantic, bertujuan menjadi kapal paling mewah dan terbesar yang pernah dibuat. Pembuatan RMS
Titanic,
dibiayai oleh hartawan Amerika, J.P. Morgan dan perusahaannya
International Mercantile Marine Co., dimulai pada 31 Maret 1909. Badan
kapal Titanic selesai diproduksi pada 31 Mei 1911, dan perlengkapan
dalam di selesaikan pada 31 Maret tahun berikutnya. Titanic sepanjang
269 meter (882 kaki 9 inci) dan 28 meter (92 kaki 6 inci) lebar, berat
mati 46.328 ton, dan ketinggian dari permukaan air ke geladak setinggi
18 meter (60 kaki). Walaupun ia meliputi banyak ruang dan dengan berat
mati yang besar itu, kapal Titanic sama panjangnya dengan kapal
Olympic.
Titanic
dilengkapi dua mesin dengan empat silinder, tiga baling-baling, dan
satu turbin Parsons bertekanan rendah yang menggerakkan tiga
baling-baling. Terdapat 29 ketel dipanaskan oleh 159 perapian batu bara
yang mampu menghasilkan kecepatan sampai 23 knot (43 km/j). Hanya tiga
dari empat cerobong kapal setinggi 19 meter (63 kaki) yang berfungsi;
cerobong yang keempat digunakan sebagai lubang udara, dan untuk
memperlihatkan kehebatan kapal. Kapal Titanic mampu membawa 3.547
penumpang dan awak kapal, karena ia juga mengirim surat, maka namanya
diberi penambahan kata depan RMS (Royal Mail Ship) dan juga sebagai
kapal uap – SS (Steam Ship).
Pada waktu itu, fasilitas dan kemewahannya tidak dapat ditandingi. Ia
menawarkan fasilitas kolam renang, ruang olahraga, pemandian Turki,
perpustakaan dan gelanggang squash. Ruang kelas utama dihiasi seluruhnya
dengan panel kayu, perabotan mewah dan perhiasan yang indah lainnya. Ia
menawarkan tiga lift untuk digunakan penumpang kelas utama dan, satu
inovasi pada waktu itu, satu lift bagi penumpang kelas dua.
Titanic dianggap sebagai puncak arsitektur laut dan pencapaian teknologi. Ia dianggap oleh majalah
Ship Builders sebagai kapal yang “hampir tidak mungkin tenggelam.”
Titanic
terbagi atas 16 ruang kedap air dengan pintu yang beri pengunci
elektrik dan akan menutup hanya dengan menekan satu tombol dari dek
kapal; walaupun, sekat kapal tidak menghalangi keseluruhan ketinggian
geladak (hanya sampai Dek-E).
Titanic mampu terapung dengan
baik walau dua ruang tengah dipenuhi air atau empat bagian pertama
dipenuhi air; apabila lebih dari itu maka ia akan tenggelam.
Pelayaran pertama
Kapal Titanic memulai pelayaran pertamanya dari Southampton, Inggris,
dalam perjalanan ke New York City, New York, pada Rabu, 10 April 1912,
di bawah kendali Kapten Edward J. Smith. Ketika
Titanic bergerak meninggalkan tempat berlabuhnya, ombak yang dihasilkan oleh kapal tersebut menyebabkan kapal penumpang
New York, yang berlabuh di dekatnya, putus tali tambatnya dan tertarik hampir (sekitar 4 kaki) dari
Titanic sebelum kapal tunda
New York pergi. Kejadian tersebut baru berhenti setelah satu jam. Selepas menyeberangi selat Inggris,
Titanic
berhenti di Cherbourg, Prancis, untuk menurunkan dan mengambil
penumpang tambahan dan berhenti sekali lagi di Queenstown (sekarang ini
dikenal sebagai Cobh), Irlandia, sebelum meneruskan pelayaran ke New
York dengan 2.223 penumpang.
Titanic mempunyai tiga bagian kelas penumpang yang
dipisahkan. Kelas ketiga juga dikenal sebagai geladak, terdiri dari
kabin kecil di dek bawah, diisi oleh kebanyakan pendatang dari inggris
yang mengharapkan penghidupan lebih baik di Amerika. Kabin dan ruang
kelas kedua, terletak di bagian belakang, memiliki fasilitas yang sama
dengan kelas satu di kapal lain. Kebanyakan penumpang kelas kedua pada
mulanya menempati kelas satu di kapal yang lain tetapi, karena tidak
tersedianya batu bara, maka dipindahkan ke
Titanic. Kelas utama merupakan bagian kapal yang paling mewah.
Sebagian dari orang yang terkenal turut belayar sebagai penumpang
kelas utama. Ini termasuk jutawan John Jacob Astor dan isterinya
Madeleine Force Astor; pemilik kilang Benjamin Guggenheim; pemilik Macy,
Isidor Straus dan isterinya Ida; jutawan Denver, Margaret “Molly”
Brown; Sir Cosmo Duff-Gordon dan isterinya Lady Lucille Duff-Gordon;
George Elkins Widener dan istrinya Eleanor; John Borland Thayer,
isterinya Marian dan anak mereka yang berusia tujuh belas tahun, Jack;
wartawan William Thomas Stead; Countess of Rothes; pembantu presiden
Amerika Serikat Archibald Butt; pengarang dan tokoh masyarakat Helen
Churchill Candee; pengarang Jacques Futrelle, dan isterinya May, dan
rekan mereka, editor Broadway Henry dan Irene Harris; aktris film bisu
Dorothy Gibson; dan yang lain. Ikut bersama di kelas utama lainnya
adalah editor urusan White Star Line J. Bruce Ismay yang merencanakan
pembuatan
Titanic dan pembuat kapal Thomas Andrews, yang turut
bersama untuk memantau semua masalah dan menilai kinerja keseluruhan
kapal baru tersebut.
Malapetaka
Akibat bongkahan gunung es di Newfoundland, yang membawa
malapetaka. Pada Minggu malam, 14 April, suhu menurun sampai tahap
hampir beku dan laut tenang. Bulan tidak keluar dan langit cerah. Kapten
Smith, mengetahui peringatan adanya bongkahan gunung es melalui
komunikasi nirkabel semenjak beberapa hari lalu, telah mengubah haluan Titanic lebih jauh ke arah selatan. Pada hari Minggu pukul 13:45 waktu setempat, pegawai komunikasi nirkabel dari kapal uap Amerika memberi peringatan bahwa gunung es besar mengapung dalam jalur Titanic,
tetapi peringatan ini tidak disampaikan ke dek pengawal. Sore itu, satu
lagi laporan mengenai bongkahan gunung es besar yang banyak, kali ini
dari Mesaba, juga gagal disampaikan ke dek pengawal.
Pada pukul 23:40 waktu setempat ketika berlayar di selatan Grand
Banks di Newfoundland, pengawas Fredrick Fleet dan Reginald Lee melihat
bongkahan gunung es yang besar tepat di depan kapal. Fleet membunyikan
loceng kapal sebanyak tiga kali dan menelepon dek pengawal memberitahu,
“Gunung es, tepat di depan!” Opsir Pertama Murdoch langsung mengarahkan
kemudi ke sisi kiri dan mengurangi kecepatan, kemudian mundurkan mesin
kapal. Tabrakan ternyata tidak dapat terelakkan, dan gunung es terapung
tersebut bergesekan dengan bagian lambung kanan kapal, dan merobek badan
kapal di empat bagian pertama dan mematahkan paku baja di bagian bawah
kapal yang tertutup permukaan air sepanjang sekitar 91 m (300 kaki).
Pintu kedap air baru berhasil menutup rapat saat air sudah keburu
memasuki lima bagian kedap air pertama, lebih satu bagian dari apa yang
dapat ditahan
Titanic agar tidak tenggelam. Berat lima bagian kedap air yang dimasuki
air
menarik kapal ke bawah melebihi ketinggian dinding kedap air, kemudian
air memasuki bagian lain. Kapten Smith, merasakan guncangan hantaman
itu, sesampainya ke dek pengawal dan memerintahkan berhenti sepenuhnya.
Setelah pemeriksaan oleh pegawai kapten dan Thomas Andrews, sadar bahwa
Titanic akan tenggelam, dan setelah tengah malam pada 15 April, perahu penyelamat untuk disiapkan dan panggilan darurat diberitahukan.
Perahu penyelamat pertama, diturunkan pada pukul 00:40 waktu setempat
di sebelah kanan dengan hanya di isi 28 orang penumpang di atasnya.
Titanic
membawa 20 perahu penyelamat dengan kapasitas penuh 1.178 orang
penumpang. Walaupun tidak mencukupi untuk membawa semua penumpang dan
awak kapal,
Titanic membawa cukup perahu penyelamat dan
pelampung karena peraturan yang ditetapkan oleh Lembaga Peraturan
Inggris. Pada masa itu, jumlah perahu penyelamat yang diperlukan
ditetapkan menurut berat mati kapal, bukannya jumlah penumpang yang
dibawanya.
Penumpang kelas utama dan kedua dengan mudah bisa mencapai perahu
penyelamat dengan tangga yang menuju terus ke dek perahu tetapi
penumpang kelas ketiga lebih sulit. Banyak terdapat jalur dari bagian
bawah kapal sulit dipahami dan menyulitkan mereka untuk sampai ke perahu
penyelamat. Lebih buruk lagi, penumpang kelas tiga saat pintu dikunci
oleh awak kapal yang menunggu giliran mengizinkan penumpang naik ke
geladak.
Titanic melaporkan posisinya pada 41° 46′ N, 50° 14′ W. Bangkai kapal ditemukan di 41° 43′ N, 49° 56′ W.
Operator radio nirkabel Jack Phillips dan Harold Bride sibuk mengirim
CQD, isyarat pertolongan. Beberapa kapal merespon, termasuk
Mount Temple,
Frankfurt dan kapal saudara kembar
Titanic,
Olympic, tetapi semuanya terlalu jauh untuk sampai sebelum Titanic tenggelam. Kapal terdekat adalah RMS
Carpathia
milik Cunard Line yang sejauh 93 kilometer (58 mil) dan hanya berjarak
empat setengah jam; terlalu lama untuk menyelamatkan lebih dari setengah
penumpang
Titanic karena kapalnya sudah keburu tenggelam. Satu-satunya daratan yang menerima isyarat pertolongan
Titanic adalah stasiun nirkabel di Cape Race, Newfoundland.
Pada mulanya, penumpang enggan meninggalkan
Titanic untuk
menaiki perahu penyelamat yang kecil karena merasakan Titanic lebih aman
dan tidak ada tanda-tanda apapun sedang berada dalam bahaya atau pun
tenggelam. Ini menyebabkan kebanyakan perahu penyelamat dilepas dengan
separuhnya kosong; satu perahu yang mampu membawa 40 orang penumpang
dilepas dengan hanya 12 orang penumpang di atasnya.
“Wanita dan anak-anak dahulu” diutamakan untuk menaiki perahu
penyelamat, Opsir kedua Lightoller, yang mengisi perahu penyelamat di
sebelah kiri, hanya memperbolehkan laki-laki yang diperlukan sebagai
pengayuh dan tidak untuk sebab lainnya; walaupun masih terdapat tempat
kosong. Opsir Pertama Murdoch, yang mengisi perahu di sebelah kanan,
memperbolehkan laki-laki naik apabila wanita tidak ada yang mau naik
lagi. Saat kapal semakin tenggelam, penumpang mulai cemas dan sebagian
perahu penyelamat dilepas dengan penumpang penuh. Pada 02:05 waktu
setempat, seluruh bagian depan haluan kapal tenggelam di bawah air, dan
kecuali dua buah perahu, semua perahu penyelamat lain telah diturunkan.
Sekitar 02:10 waktu setempat, bagian belakang kapal terangkat dari
permukaan air memperlihatkan bagian bawah kapal, kemudi, dan
baling-baling kapal , dan pada pukul 02:17 waktu setempat permukaan air
membanjiri geladak perahu. Keadaan semakin parah saat dua perahu
penyelamat terakhir terapung dari geladak, satu terbalik dan satu lagi
separuhnya telah berisi air. Tidak lama kemudian, cerobong asap paling
depan jatuh, meremukkan sebagian dek pengawal dan mereka yang terapung
dalam air. Di geladak, para penumpang berlari ke arah belakang atau
melompat ke laut dangan harapan dapat sampai ke perahu penyelamat.
Bagian belakang kapal perlahan-lahan terangkat ke atas, dan
barang-barang yang tidak terikat berjatuhan ke laut. Sewaktu bagian
belakang kapal terangkat, sistem eletrik mati dan lampu mulai padam.
Tidak lama kemudian, pada bagian badan kapal yang tidak kuat menahan
beban mengakibatkan Titanic pecah menjadi dua bagian antara dua cerobong
terakhir, dan bagian depan tenggelam sepenuhnya. Bagian belakang kapal
langsung tehempas kembali di permukaan air dan terangkat tegak lurus.
Selepas beberapa saat, pada pukul 02:20 waktu setempat, semuanya
tenggelam ke laut.
Dari sejumlah 2.223 orang penumpang, hanya 706 orang penumpang yang
selamat; 1.517 orang penumpang tewas. Kebanyakan penumpang tewas
disebabkan karena korban terkena
hypothermia dalam air 28 °F
(−2 °C). Hanya dua dari 18 perahu penyelamat yang kembali untuk
menyelamatkan korban dari dalam air selepas kapal tenggelam. Perahu
penyelamat nomor empat kembali dan menyelamatkan lima orang, dua dari
mereka kemudian tewas. Hampir satu jam kemudian perahu penyelamat nomor
empat belas kembali dan menyelamatkan empat orang penumpang yang mana
satu penumpang kemudian tewas juga. Penumpang yang lain berhasil menaiki
perahu penyelamat yang terapung dari geladak. Terdapat perdebatan di
antara penumpang yang selamat. sebagian penumpang yang selamat
berinisiatif untuk kembali, tetapi kebanyakan yang selamat takut bila
perahu penyelamat mereka akan tenggelam akibat dinaiki korban yang
mencoba menaiki perahu mereka atau ditarik oleh
Titanic yang tenggelam, walaupun sebenarnya hanya sedikit tarikan yang ada.
Kedua bagian kapal tersebut tenggelam dengan cara berbeda. Bagian
depan menancap kira-kira 609 m (2.000 kaki) di bawah permukaan dasar
laut dan mendarat dengan agak perlahan. Sedangkan bagian belakang
tenggelam dengan cepat ke dasar lautan; badan kapal terburai akibat
terdapat udara yang terperangkap di dalam kapal. Bagian belakang kapal
menghantam dasar dengan kecepatan tinggi, terbenam jauh ke dalam lumpur.
Penyelamatan
Hampir dua jam setelah
Titanic tenggelam, RMS Carpathia tiba
di tempat kejadian dan mengambil perahu penyelamat pertama. Dalam
beberapa jam kemudian, mereka yang masih hidup diselamatkan. Di geladak
Carpathia,
doa khusyuk yang singkat untuk yang mereka yang terselamatkan dan untuk
memperingati mereka yang tewas diadakan, dan pada pukul 08:50 AM,
Carpathia menuju ke New York, dan sampai pada tanggal 18 April.
Saat santunan jiwa diberikan, White Star Line menyewa kapal
MacKay-Bennett
untuk mengevakuasi jenazah. Sejumlah 338 jenazah akhirnya ditemukan.
Kebanyakan jenazah dievakuasi ke Halifax, Nova Scotia, sedangkan jenazah
yang tidak dikenal dikebumikan di Pemakaman Fairview.
Dampak setelah kejadian
kutipan dari Memorandum AL AS berkenaan dengan Titanic.
Harian New York Herald melaporkan bencana Titanic.
Saat berita mengenai malapetaka tersebut tersebar, banyak orang yang terkejut bahwa
Titanic
telah tenggelam dengan jumlah korban tewas yang begitu tinggi walaupun
dilengkapi dengan teknologi yang maju. Surat kabar dipenuhi berita dan
gambaran mengenai malapetaka tersebut dan semuanya tidak henti-hentinya
untuk mendapatkan berita terkini. Banyak kotak amal dibuat untuk
membantu korban dan keluarga mereka, banyak yang kehilangan orang yang
merupakan tulang punggung keluarga, atau dalam kasus penumpang kelas
tiga, semua barang yang mereka miliki tenggelam.
Tenggelamnya kapal itu memberi dampak yang mendalam kepada penduduk Southampton. Menurut
Hampshire Chronicle
pada 20 April 1912, hampir 1.000 keluarga setempat terkena dampaknya
secara langsung. Hampir setiap jalan di daerah Chapel kota tersebut
kehilangan lebih dari satu penduduk dan hampir 500 rumah kehilangan
keluarga.
Sebelum korban yang terselamatkan sampai ke New York, pemeriksaan telah dibuat untuk mengetahui apa yang terjadi atas
Titanic,
dan apa yang dapat dilakukan untuk menghindari terulangnya peristiwa
itu. Senat Amerika Serikat memulai pemeriksaan mengenai musibah
Titanic pada 19 April, sehari selepas
Carpathia
tiba di New York dengan yang selamat. Ketua Penyelidikan, Senator
William Alden Smith, ingin mengumpulkan kesaksian penumpang dan awak
kapal saat masih segar dalam ingatan mereka. Smith juga memerlukan
panggilan tertulis warganegara Inggris untuk pengadilan pada waktu
mereka masih berada di negara Amerika. Pemeriksaan Amerika berlangsung
sampai tanggal 25 Mei Lord Mersey dilantik untuk mengetuai penyelidikan
Dewan Perdagangan Inggris mengenai musibah tersebut. Pemeriksaan Inggris
berlangsung antara 2 Mei dan 3 Juli. Setiap pemeriksaan mengambil
pendapat dari kedua penumpang maupun ABK
Titanic, dan ABK
Californian dan pakar lain.
Para penyelidik mendapati kebanyakan peraturan keselamatan
ketinggalan zaman dan dengan itu pelbagai langkah keselamatan baru
diberlakukan. Kedua pemeriksaan mengenai musibah tersebut mendapati
kapten dan kapal
Californian gagal memberikan bantuan sewajarnya kepada
Titanic. Pemeriksaan tersebut mendapati bahwa
Californian lebih dekat dengan
Titanic
berjarak 31 km (19,5 mil) yang disayangkan oleh Kapten Lord dan bahwa
Lord seharusnya membangunkan operator nirkabel setelah tembakan suar
dilaporkan kepadanya. Dikarenakan operator nirkabel
Californian tidak bertugas, 29 negara mengesahkan Akta Radio 1912, yang menyamakan komunikasi radio, terutama dalam keadaan bahaya.
Musibah tersebut turut mendorong
International Convention for the Safety of Life at Sea
di London, Inggris, pada 12 November 1913. Pada 20 Januari 1915,
persetujuan ditandatangani oleh organisasi tersebut dan menghasilkan
pendirian dan pembiayaan Patroli Es Internasional, agensi Pegawai
Pesisir Amerika Serikat yang sampai hari ini memantau dan melaporkan
lokasi gunung es terapung Lautan Atlantik yang dapat menjadi ancaman
bagi jalur laut trans-Atlantik. Disetujui juga dalam peraturan baru
bahwa semua kapal penumpang perlu mempunyai perahu penyelamat yang
mencukupi bagi semua penumpang di atas kapal, dan latihan keselamatan
yang sesuai dilakukan, dan semua komunikasi radio dikendalikan 24 jam
sehari bersama pusat kendali kedua, agar tidak terlewatkan panggilan
darurat. Sebagai tambahan, disetujui bahwa tembakan suar berwarna merah
dari kapal haruslah dianggap sebagai tanda darurat dan bahaya.
Misteri Tenggelamnya Titanic
Titanic sudah menjadi legenda. Apa pun yang berkaitan dengan kapal
yang karam pada 15 April 1912 itu selalu membuat orang penasaran. Sudah
satu dekade lebih studi metalurgi atas badan kapal Titanic
berkesimpulan, rendahnya standar paku sumbat atau keling pada lempengan
logam yang menempel di rangka adalah biangnya. Hal ini menyebabkan
lapisan bagian dalam kapal mudah lepas oleh desakan air laut yang
dingin. Lebih dari 1.500 orang tewas karena tragedi itu.
Kini bukti yang memperkuat argumen itu bertambah. Seperti ditulis
International Herald Tribune, Rabu pekan lalu, ada beberapa hal yang
patut didengar publik. Pertama, soal temuan tim ilmuwan yang melakukan
penyelidikan di dasar laut tempat Titanic terkubur. Kedua, menyangkut
ditemukannya arsip di gudang pembuat kapal tersebut. Dua fakta baru itu,
bagi para sejarawan, menyudahi teka-teki penyebab tenggelamnya Titanic.
Para ilmuwan menemukan fakta, ternyata pembuat kapal, Harland &
Wolff di Belfast, Irlandia, berjuang selama bertahun-tahun untuk
mendapatkan pemasok keling dan ahli keling yang cukup memadai. Maklum,
pada waktu itu, Harland & Wolff tengah mengejar target penyelesaian
tiga kapal terbesar di dunia, yakni: Titanic, serta saudaranya: Olympic
dan Britannic. Tiap-tiap kapal membutuhkan tiga juta paku sumbat. Puncak
kekurangan terjadi justru ketika Titanic dibuat.
“Dewan perusahaan berada pada krisis cara,” kata Jennifer Hooper
McCarty, seorang anggota yang mempelajari dokumen perusahaan dan
bukti-bukti yang lain. “Terdapat tekanan secara terus-menerus. Pada
setiap pertemuan, hal itu muncul, Ada masalah dengan paku sumbat, dan
kami ingin merekrut lebih banyak karyawan.” Tim ilmuwan juga
mengumpulkan petunjuk lain dari 48 paku sumbat Titanic melalui tes
modern, simulasi komputer, perbandingan dengan logam abad lalu, dan
dokumen penting dari apa yang menurut insinyur dan pembuat kapal
pikirkan pada zaman itu soal sebuah karya hebat.
Para ilmuwan menyatakan, masalah muncul ketika rencana kolosal
memaksa Harland & Wolff kesulitan memperoleh pemasok paku sumbat
besi dan hanya mendapatkan tempat menempa atau pandai besi yang kecil.
Hal itu tampak dari terbukanya naskah yang ada pada perusahaan dan
Pemerintah Inggris. Pandai besi yang kecil memiliki kecenderungan kurang
ahli dan kurang berpengalaman dalam tugas-tugas besar.
Karena tekanan tersebut, perusahaan membeli paku sumbat untuk Titanic
dengan memesan potongan No. 3, yang dikenal dengan sebutan “best”,
bukan No. 4 yang disebut “best-best”. Demikian temuan para ilmuwan. Di
samping itu, mereka juga menemukan bahwa pembuat kapal menggunakan besi
khusus No. 4 untuk jangkar, rantai, dan paku sumbat. Selain itu,
ditemukan bukti bahwa kapal yang namanya identik dengan kemewahan itu
ternyata bergantung pada material yang murah. Ilmuwan yang mempelajari
48 paku sumbat Titanic menemukan sejumlah lubang dengan konsentrasi
tinggi. Paku sumbat itu ditemukan para penyelam lebih dari dua dekade
lalu dari peristirahatan abadi Titanic, tiga kilometer di bawah laut
Atlantik Utara. “Sejumlah material yang dibeli perusahaan bukan
merupakan paku sumbat yang berkualitas,” kata Timothy Foecke dari
National Institute of Standards and Technology, sebuah agen federal di
Gaithersburg, Maryland.
Soal kekurangan pasokan tukang pandai besi yang berpengalaman yang
dihadapi Harland & Wolff itu, McCarty mengatakan bahwa selama
setengah tahun, dari akhir 1911 sampai April 1912, ketika Titanic masih
dirakit, dewan perusahaan mengungkapkan kekurangannya setiap kali
diadakan pertemuan. Pada 28 Oktober 1911, William Pirrie, pemimpin
perusahaan, mengungkapkan perhatiannya atas kekurangan tukang pandai
besi dan meminta rekrutmen untuk penambahan. Dalam penelitiannya, para
ilmuwan menemukan, untuk pengelingan yang bagus, dibutuhkan orang yang
benar-benar ahli. Besi harus dipanaskan sampai berwarna merah cherry dan
ditempa dengan kombinasi pukulan besi hingga meleleh. Pekerjaan yang
tanggung dapat menimbulkan masalah. “Mengeling dengan manual begitu
rumit,” kata McCarty, yang mengambil tesis doktoral pada Johns Hopkins
University di Baltimore dengan topik analisis paku sumbat Titanic.
Baja menjadi isyarat solusi. Karena itu, pembuat kapal mengganti paku
sumbat besi dengan paku sumbat baja yang lebih kuat. Pemasangan
berikutnya menggunakan mesin. Cara ini menghilangkan masalah tenaga
kerja yang tidak ahli. Rival Harland & Wolff, Cunard, menggantinya
dengan paku sumbat baja, beberapa tahun sebelumnya. Hal itu diterapkan
pada Lusitania, kapal Inggris yang ditorpedo di pantai barat Irlandia
oleh kapal Jerman selama Perang Dunia I.
Para ilmuwan menemukan, Harland & Wolff juga menggunakan paku
sumbat baja, tapi hanya pada lambung tengah Titanic. Hal itu dipilih
karena diduga tekanan di daerah tersebut lebih besar. Paku sumbat besi
dipakai untuk bagian buritan dan haluan kapal. Ternyata haluan kapal
mengalami nasib buruk. Kajian terhadap rongsokan kapal memperlihatkan,
ada lima robekan pada pelat haluan kapal. Para ilmuwan berpendapat, paku
sumbat yang lebih baik kemungkinan akan menjaga Titanic tetap terapung
cukup lama sampai tim penyelamat datang, sebelum air es masuk. Dengan
demikian, ratusan penumpang kemungkinan masih bisa diselamatkan.
Misteri Kapten kapal
Usaha-usaha penyelidikan, yang kemudian diadakan, tidak pernah
berhasil untuk menjelaskan sepenuhnya sebab-musabab bencana itu. Jadi,
para penyelidik tidak pernah dapat menemukan sebab-sebabnya, mengapa
Kapten Smith, yang memegang komando atas kapal itu, bertindak demikian
aneh. Smith merupakan seorang pelaut yang hebat, sangat berpengalaman
dalam perjalanan pelayaran mengarungi samudera, dan dia mengenal
jalan-laut dari London ke New York seperti telapak tangannya sendiri.
Akan tetapi, pada hari terjadinya bencana itu, dia mempunyai
tindak-perbuatan yang sangat aneh, di antaranya yang paling jelas
adalah, bahwa dia telah mengambil jalan yang tidak umum dan telah
berlayar dengan kecepatan melampaui batas; dan lagi, bahwa dia, secara
tidak masuk akal, tidak mau minta pertolongan kapal lain, yang berlayar
juga di daerah itu.
Dan yang lebih mengherankan lagi adalah adanya kenyataan, bahwa para
penyelidik telah dapat mengumpulkan keterangan dari para penumpang, yang
tidak menjadi korban bencana, bahwa Kapten Smith tidak memberitahukan
cara menyelamatkan diri sampai pada saat yang terakhir. Segala
sesuatunya menunjukkan, bahwa Kapten Smith telah kehilangan
kesadarannya. Walaupun demikian, semua kenyataan itu sama sekali belum
memberikan suatu penjelasan. Kenyataan-kenyataan itu malahan menimbulkan
pertanyaan-pertanyaan lain. Apakah sebenarnya yang menimbulkan keadaan,
di mana Kapten Smith seakan-akan kehilangan ingatan itu?
Kutukan Mumi Dalam Kapal
Dalam suatu usaha maksimal untuk menemukan suatu penjelasan, yang
masuk akal, mengenai kejadian-kejadian aneh itu, beberapa orang
wartawan, yang telah ditunjuk untuk mengikuti penyelidikan sebab-musabab
bencana itu, berhasil mengemukakan suatu dugaan, yang sangat
mengejutkan.
Pada waktu terjadinya bencana itu, “Titanic” mengangkut 2.200 orang
penumpang, 40 ton kentang, 1.200 botol aer-belanda, 7.000 karung kopi,
3.500 butir telor, dan lain-lainnya …. dan sebuah mumi Mesir. Mumi itu
adalah milik seorang pengumpul Inggris, Lord Canterville, yang menyuruh
mengangkutnya dari London ke New York, di mana sedang diadakan pameran
benda-benda Mesir kuno.
Mumi itu adalah mayat seorang tukang ramal, yang hidup dalam jaman
Amenophis IV; makamnya telah diketemukan di Tell el-Amarna. Mumi itu,
seperti halnya mumi-mumi Mesir lainnya, mengenakan sangat banyak benda –
benda ajimat. Terutama di bawah kepalanya, terdapat sebuah amulet, yang
berisi gambar Dewa Osiris, disertai tulisan, yang berbunyi sebagai
berikut: “Bangunlah dari tidur anda, yang nyenyak; sorot mata anda akan
mengalahkan segalanya, yang dilakukan terhadap anda”. Tambahan lagi,
benda antik itu, karena nilainya yang luar biasa, tidak dimuat dalam
ruangan barang-barang. Ditutup rapat dalam sebuah peti kayu, yang kokoh
kuat, mumi itu ditaroh di belakang tempat komando Kapten Smith.
Dalam “Magic Egypt” (= Mesir yang gaib), London tahun 1961, John
Newbargton menulis sebagai berikut: “Mummi itulah, yang menyebabkan
kegilaan Kapten Smith. Mumi itu pasti diperlengkapi dengan sistim
perlindungan berdasarkan pemancaran radioaktif, yang juga telah merusak
semua alat pelayaran dari kapal ‘Titanic’ “.
Muncul kembali ?
Mangsa kapal Kapal Titanic, dijumpai masih hidup. Diantara mangsa
yang beruntung dianggap bertuah ini ialah seorang penumpang wanita yang
ditemui pada tahun 1990, dan seorang lagi ialah kapten kapal Titanic itu
sendiri yang ditemui pada tahun 1991.
Kapten kapal Smith ditemui pada 9 Ogos 1991, setahun setelah mangsa
pertama ditemui iaitu Wenny Kathe, dia diselamatkan dari atas gunung ais
atau iceberg. Selama berpuluh-puluh tahun hanyut terapung-apung diatas
lautan, namun tidak membuatnya kelihatan tua dan lemah, Kapten Smith
yang meskipun telah berusia 139 tahun, namun masih kelihatan seperti
orang yang berusia 60 tahun lebih, dan bahkan dia masih menganggap
bahawa saat itu ialah detik-detik cemas tenggelamnya kapal Titanic pada
15 April 1912. Melalui identifikasi cap jari yang masih tersimpan dalam
catatan pelayaran laut, telah dipastikan identiti Kapten Smith.
Seorang lagi korban kapal Titanic, Wenny Kathe yang berusia 29 tahun
diselamatkan di atas gumpalan ais Samudera Atlantik Utara pada 24
September 1990. Namun yang membuat orang terkejut adalah sejak dia
hilang pada tahun 1912 hingga sekarang, tidak terlihat tanda-tanda tua
sedikit pun jua. Dia ditemui dan diselamatkan di atas gumpalan ais 363
km barat daya Islandia. Pejabat pelayaran telah menemui daftar nama
penumpang kapal Titanic dan menegaskan keaslian identitas dirinya.
Smith, kapten kapal Titanic dan penumpangnya Wenny Kathe adalah saksi
hidup orang hilang yang muncul kembali melalui lintasan lorong waktu.
Oleh karena mereka menghilang dan muncul kembali secara misteri, maka
ianya telah menarik perhatian orang banyak. Ilmuwan Amerika Ado Snandick
berpendapat, mata manusia tidak bisa melihat peredaran suatu benda
dalam ruang lain, itulah objektif peredaran lorong waktu. Dalam sejarah,
orang, kapal-kapal, pesawat terbang dan lain-lain sebagainya yang
hilang secara misteri seperti yang sering kita dengar di perairan
Segitiga Bermuda, sebenarnya adalah masuk ke dalam lorong waktu yang
misteri ini.
Dalam penyelidikannya terhadap lorong waktu, John Buckally
mengemukakan teori hipotesanya sebagai berikut. Pertama, objektif
peredaran lorong waktu adalah bersifat kematerialan, tidak terlihat,
tidak dapat disentuh, tertutup untuk dunia fana kehidupan umat manusia,
namun tidak mutlak, karena terkadang ia akan membukanya. Kedua, lorong
waktu dengan dunia manusia bukanlah suatu sistem waktu, setelah memasuki
seperangkat sistem waktu, ada kemungkinan kembali ke masa lalu yang
sangat jauh, atau memasuki masa depan, karena di dalam lorong waktu
tersebut, waktu dapat bersifat searah mahupun berlawanan arah, bisa
bergerak lurus juga bisa berbalik, dan bahkan ianya boleh diam membeku.
Ketiga, terhadap dunia fana (ruang fizik kita) di bumi, jika memasuki
lorong waktu, bererti hilang secara misteri, dan jika keluar dari
lorong waktu itu, maka ertinya adalah muncul lagi secara misteri.
Disebabkan lorong waktu dan bumi bukan merupakan sebuah sistem waktu,
dan kerana waktu boleh diam membeku, maka meskipun telah hilang selama 3
tahun, 5 tahun, bahkan 30 atau 50 tahun, waktunya sama seperti dengan
satu atau setengah hari. Dalam ajaran Buddha terdapat satu bait
penuturan: “Bagaikan sehari di kahyangan, tapi rasanya sudah ribuan
tahun lamanya di bumi”, nampaknya memiliki makna kebenaran yang sangat
dalam.
Mirip Cerita Novel ?
Mungkin ini adalah salah satu kasus paling aneh dalam dunia khayal
yang dikemas dalam sebuah novel yang ditulis tahun 1898 oleh Morgan
Robertson tentang sebuah kapal yang bernama Titan menabrak gunung es.
Dan tentu saja, pada tahun 1912 Kapal Titanic menabrak sebuah gunung es
juga. Walaupun novel ini adalah karya fiksi, namun seperti meramalkan
suatu fenomena bencana yang akan menjadi fenomena paling terkenal
sepanjang masa.
Novel ini berjudul Futility kemudian diubah jadi Wreck From Titan.
Keanehan dari sebuah Novel fiksi dengan kenyataan sebagai contoh adalah
bahwa kedua kapal (Titan pada novel dan Titanic pada kenyataan)
sama-sama berjalan menuju ke sebuah gunung es di Atlantik Utara pada
bulan April. Juga sangat aneh adalah rute berlayar kedua kapal. Kapal
Titan berlayar dari New York ke Inggris, sementara dalam kenyataan,
Kapal Titanic berlayar dari Inggris menuju New York.
Kedua kapal juga sama-sama berakhir dengan kecelakaan dilaut yang
sama. Selain itu, kedua kapal juga berpergian dengan kecepatan yang sama
dan kedua kapal memiliki baling-baling dan tiang-tiang dengan jumlah
yang sama.Hanya ada beberapa perbedaan. Titanic menabrak atau
menyerempet gunung es pada malam hari yang cerah. Sementara itu, kapal
Titan berjalan menuju tepat ke sebuah gunung es di malam yang sangat
berkabut. Titanic juga memiliki banyak korban daripada kapal cerita
fiksi Titan. Mungkinkah ada alasan paranormal terkait misteri ini?
Mengapa novel ini mirip dengan insiden 14 tahun kemudian? Apakah
perbedaan antara fiksi dan fakta yang diuraikan tadi cukup untuk
membuatnya tak lebih dari kebetulan yang aneh?
Misteri Mayat bayi
Beberapa hari setelah
Titanic tenggelam tubuh
bayi laki-laki ditemukan
di Atlantik Utara. Setelah si anak tidak bisa diidentifikasi dan dia
dikuburkan di Nova Scotia dengan batu nisan dengan tulisan membaca
‘Unknown Child’. Pada tahun 2001 peneliti di University di Ontario
Lakeland diberikan izin untuk menggali kuburnya.
Fakta unik yang terjadi adalah kerangka bayi tersebut masih utuh.
Dengan konsultasi daftar penumpang peneliti mempersempit identitas
yang mungkin yaitu salah satu dari empat anak: Gösta Paulson, Eino
Panula, Eugene Rice dan Sidney Goodwin. Tes awal menyimpulkan bahwa
tubuh anak tersebut adalah Eino Panula. Namun pada tahun 2007 ini
terbukti tidak benar.
Tes DNA lebih lanjut dilakukan
pada gigi dari tubuh dan jika dibandingkan dengan DNA dari Goodwin
relatif terbukti sebagai perbandingan yang tak terbantahkan. Hal ini
menegaskan bahwa “anak yang tidak diketahui” adalah Sidney Goodwin.
Sidney adalah anak bungsu dari enam anak yang lahir dari keluarga Fred
dan Augusta Goodwin dari Fulham, Inggris dan bermigrasi ke Niagara Falls
New York. Anda dapat melihat foto anggota keluarga di bawah.
Fakta unik menarik: Para pelaut sangat marah oleh penemuan tubuh anak
laki-laki yang tak dikenal itu dan meminta dibayar untuk penemuannya
dulu. Ia dimakamkan pada 4 Mei 1912 dengan liontin tembaga ditempatkan
di peti mati oleh pelaut yang berbunyi “kami” Babe. Anda dapat melihat
monumen makam di sini. Penumpang kapal Titanic asal Inggris yang
selamat, Millvina Dean, telah memasuki usia 90 pada tahun 2002 lalu,
berfoto di depan poster promosi pelayaran perdana kapal tersebut.
William Mc.Master Murdoch adalah mualim satu yang bertugas ketika
itu, ia memerintahkan bagian mesin untuk “mundur dengan kecepatan
penuh”, memerintahkan juru mudi “membanting kemudi ke kanan”. Namun
sesungguhnya, perintahnya ini malah menyebabkan badan kapal lebih rentan
menabrak gunung es.
Pada 1985, orang-orang akhirnya berhasil menemukan posisi
tenggelamnya kapal, di dasar laut sedalam kurang lebih 1260 meter dasar
laut samudera Atlantik,mereka mendapati kapal itu sudah terpotong 2
bagian,tertancap tegak di dasar laut. Reruntuhan kapal karam telah
hancur sama sekali terkikis air laut, podium, tiang kapal depan dan dek
buritan kapal sudah tidak ada
Reruntuhan badan kapal seberat 20 ton yang dikeruk dari dasar samudera
Kastil yang mengapung di atas lautKapal Titanic yang megah
merupakan kapal pesiar paling mewah kala itu. Kamar kelas satu dikemas
dalam gaya klasik, di atas kapal juga dirancang aula persahabatan yang
mewah, restoran, ruang fitness, kafe dan sebuah kolam renang, ruang
kabin pribadi yang anggun bahkan juga dilengkapi dengan barang-barang
antik serta istalasi lainnya. Great Staircase dapat dikata sebagai
pemasangan yang paling mengagumkan pada segenap Kapal Titanic. Segenap
kapal Titanic dapat dikata sebagai kastil yang mengapung di atas laut
kala itu, begitu mewah dan anggun, namun semua ini tidak dapat mengubah
nasibnya yang tragis. Pameran barang seni Titanic yang pernah
diselenggarakan di San Fransisco, AS. Hingga saat ini, peristiwa
karamnya kapal pesiar mewah Titanic yang dramatis, merupakan salah satu
bencana yang paling menakutkan dalam sejarah pelayaran.
Great Staircase
Peralatan makan yang pernah dipakai di atas kapal yang ditemukan dalam reruntuhan.